Skip to content
Suara Pertama

Suara Pertama

Bersuara dengan Berita

Primary Menu
  • Home
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Opini
  • Lainnya

Tindalanjut Persoalan Harga Kelapa Hingga PHK di Inhil: Perusahaan Siap Pekerjakan Kembali

Riko 29 April 2025
Tindalanjut Persoalan Harga Kelapa Hingga PHK di Inhil: Perusahaan Siap Pekerjakan Kembali

Suarapertama.com –  Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengambil langkah tegas dengan membentuk tim, terkait dengan rendahnya harga kelapa masyarakat di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, termasuk menyelesaikan permasalahan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan pekerja kelapa di PT Sambu, Kabupaten Indragiri Hilir. 

Penegasan tersebut disampaikan Gubri Abdul Wahid, saat mengadakan rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, dan management dari perusahaan PT Sambi, yang telah mem PHK sebanyak 1.138 tenaga kerja pada awal tahun 2025 lalu. PHK besar-besaran yang dilakukan oleh pihak PT Sambu ini akibat dari berkurangnya produksi kelapa di seluruh Indonesia, termasuk di Indragiri Hilir. 

“Tadi saya minta dibentuk tim dalam rangka dua hal, yang pertama soal tata kelola perkebunan kelapa, yang kedua tata niaga. Tata niaga ini tentu berkaitan dengan regulasi soal harga soal esentif, soal tenaga kerja, dan soal yang lain. Tata kelola berkaitan dengan umur tanam sudah tua, akibat air laut perlu tanggul perlu penataan air,” ujar Abdul Wahid, yang juga didampingi Bupati Indragiri Hilir, Herman. 

“Selain itu perlu bibit perlu pupuk, perlu menyiapkan yang namanya pasca replanting, replanting inikan perlu waktu menunggu tiga sampai lima tahun dia baru berbuah kembali. Maka disela-sela itu apa yang bisa dibuat oleh petani kelapa, tanaman sela atau yang lain lain,” tambah Gubri, Senin (28/5), di Kantor Gubernur Riau.

Dijelaskan Gubri, terkai dengan PHK besar-besaran oleh pihak PT Sambu, ia berharap ada solusi dari manajemen Sambu untuk mempekerjakan kembali karyawan yang telah diberhentikan. PHK yang dilakukan tersebut di karena kan berkurang produksi sawit yang ada di Indragiri Hilir. 

“Terkait PHK tadi yang penting kata pihak Sambu kalau pasokannya normal, maka dia akan rekrut lagi yang kemarin di PHK di tarik kembali,” kata Gubri Abdul Wahid. 

Terkait dengan rendahnya harga kelapa yang dipatokkan oleh pihak PT Sambu, Gubri juga langsung bertanya kepada pihak manajemen mengatakan untuk kelapa di Riau dalam skala rakyat, belum masuk dalam skala industri, selain itu mereka juga tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah, seperti yang dilakukan oleh negara lain. 

“Yah tadi saya menanyakan mengapa bisa, di luar negeri bisa beli lebih mahal ternyata dalam negeri bisa lebih murah. Mereka menyampaikan dari luar ada insentif dari pemerintah untuk industri, regulasinya dimudahkan didalam negeri belum ada insentif untuk industri kelapa. Karena memang kelapa ini kalau kita lihat masih skala rakyat belum skala industri,” jelas Gubri. 

“Kalau sawit masih skala industri sudah diatur pasar. Di kelapa kan masih konsumsi rumah tangga, ada konsumsi UMKM sehingga dia padat modal dan pdat karya. Solusinya kita bentuk tim yang dua hal itu tata niaga dan tim tata kelola, Provinsi Kabupten sama dunia usaha, sehingga spek yang dibutuhkan dunia usaha bisa kita lakukan perbaikan,” kata Wahid lagi. 

Sementara itu, manajemen PT Sambu yang diwakilkan oleh corporate Communication manajemen, Riyanto Arif, pihaknya melakukan PHK besar-besaran terhadap pekerjanya bukan tanpa alasan. Kondisi ini dikarenakan semakin berkurang produksi kelapa di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dan pihaknya perlu melakukan efisiensi terhadap keberlanjutan perusahaan mereka. 

“PHK yang dilakukan terhadap karyawan itu murni karena kelangkaan bahan baku kelapa khususnya di Riau, Inhil, ini kejadiannya di akhir Januari awal Februari lalu, jadi nanti ketika kelapa stabil lagi kita berharap bisa merekrut ulang yang kemarin terdampak. 

Karena kita sebagai industri tentunya kami akan terus melakukan efisiensi tetap berlanjut dan supaya terus berlanjut. Sambu grup adalah industri padat karya, semua industri yang ada industri padat karya tentunya membutuhkan tenaga kerja yang memadai,” jelas Riyanto Arif.

Dijelaskan Arif, pihaknya tidak pernah melakukan PHK besar-besar terhadap karyawan, bahkan pada saat Covid-19 yang melanda seluruh dunia, PT Sambu tidak ada mengurangi karyawan di tengah-tengah kondisi covid, dimana perusahaan lain mengurangi tenaga kerja. 

“Kita saat covid tidak ada pengurangan tenaga kerja, dimana Perusahan lain melakukan pengurangan tenaga kerja kita disambu tidak ada sama sekali melakukan pengurangan tenaga kerja. Bahkan menambah penambahan tenaga kerja saat covid, dan PT Sambu akan terus berkembang terus, kalu ingin maju tentunya harus ada tambahan sumber daya karena kita padat karya, kami berkomitmen,” jelasnya.

Continue Reading

Previous: BKSDA Riau Pasang Kamera Jebak di Lokasi Kemunculan Harimau di Dumai
Next: Pemkab Rohul Halal Bihalal Bersama HKR

Berita Terkait

Bupati Zukri Temui Massa Aksi di Depan Kantor Gubernur

Bupati Zukri Temui Massa Aksi di Depan Kantor Gubernur

Riko 18 Juni 2025
Ini Sebab Lamanya Proses Lelang Perbaikan Jalan di Pekanbaru

Ini Sebab Lamanya Proses Lelang Perbaikan Jalan di Pekanbaru

Riko 18 Juni 2025
Pastikan Kesiapan MTQ Riau 2025, Bupati Kasmarni Tinjau Astaka Utama

Pastikan Kesiapan MTQ Riau 2025, Bupati Kasmarni Tinjau Astaka Utama

Riko 18 Juni 2025

Berita Terbaru

  • Bupati Zukri Temui Massa Aksi di Depan Kantor Gubernur
  • Ini Sebab Lamanya Proses Lelang Perbaikan Jalan di Pekanbaru
  • Pastikan Kesiapan MTQ Riau 2025, Bupati Kasmarni Tinjau Astaka Utama
  • Dua Perambah Hutan TNTN Ditangkap
  • Pemko Outsourcing Penerimaan 100 Personel Satpol PP
Copyright © All rights reserved. | Suarapertama.com