Suarapertama.com – Utang pemerintah menembus Rp349 triliun per Mei 2025 atau 45 persen dari target anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2025.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menjelaskan pembiayaan utang APBN 2025 ditargetkan Rp775,9 triliun.
“Breakdown-nya pembiayaan utang Rp349,3 triliun,” kata Thomas dikutip dari CNNIndoensia, Rabu (18/6).
Dia menyampaikan pembiayaan nonutang saat ini sudah minus Rp24,5 triliun. Angka itu setara 15,3 persen dari target pembiayaan nonutang pada 2025.
Thomas berkata total pembiayaan anggaran APBN 2025 ditargetkan Rp616,2 triliun. Angka itu terdiri dari Rp775,9 triliun pembiayaan utang dan minus Rp159,7 triliun pembiayaan nonutang.
“Dari sini bisa dilihat bahwa strategi pembiayaan kita dijalankan secara fleksibel, terukur, mencakup aspek waktu, instrumen, dan komposisi mata uang,” ujarnya.
“Didukung oleh pelaksanaan prefunding, penguatan cash buffer, serta manajemen kas dan utang yang sustainable atau berkelanjutan,” ucap keponakan Presiden Prabowo Subianto itu.
Pada jumpa pers tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap APBN 2025 defisit 0,09 persen atau Rp21 triliun per Mei.
Pendapatan negara baru Rp995,3 triliun, sementara belanja sudah Rp1.016,3 triliun.
