
Suarapertama.com – Interaksi negatif satwa Harimau Sumatera kembali terjadi di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, kali ini memangsa seekor ternak sapi milik warga.
Interaksi ini diketahui terjadi pada Senin (30/6), saat itu ada laporan temuan bangkai sapi di areal kebun warga dengan kondisi tidak utuh. Tim pun langsung turun melakukan mitigasi.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Supartono menyebut bahwa timnya memasang camera trap dan box trap di lokasi kejadian sehari setelah laporan temuan.
Alhasil, seekor harimau terdeteksi oleh camera trap namun tidak mau masuk ke kandang trap yang sudah diberi umpan. Satwa tersebut sudah sering terdeteksi berkeliaran dan aktif.
“Harimau yang keluar itu juga pernah teridentifikasi oleh kita, yang kita sebut namanya Sampale,” jelas Supartono saat ditemui di Kantor BKSDA Riau, Kamis (3/7).
Lokasi konflik ini berada di kawasan pemukiman, hewan ternak yang menjadi korban merupakan ternak liar yang memang tidak dikandangkan oleh pemiliknya.
“Kita sudah memasang box trap dan terdeteksi sudah mulai mendekati, tapi beluk masuk ke perangkap box trap kita,” jelas Supartono menjelaskan langkah yang saat ini sedang dilakukan.
Beberapa pekan sebelumnya, konflik juga terjadi di kawasan yang sama, di mana seorang pekerja hutan akasia meninggal dunia akibat diterkam diduga Harimau Sumatera.
Namun, peristiwa dipastikan oleh BKSDA Riau dilakukan oleh individu yang berbeda akan tetapi masih dalam lanskap yang sama yakni Lanskap Kerumutan.
“Di lanskap yang sama, namun lokasi yang cukup jauh. Setelah kejadian (konflik pertama) kita tidak lagi menemukan baik itu jejak dan lainnya,” papar Supartono menyudahi.