
Suarapertama.com – Upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat terus dilakukan pemerintah, salah satunya melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program MBG kini telah disosialisasikan dengan dihadiri oleh ratusan warga di Kantor Desa Teratak, Rumbio, Kampar Sabtu (21/6).
Program MBG akan menyasar pada anak sekolah mulai dari PAUD hingga menengah, santri, balita, ibuhamil dan menyusui, serta kelompok masyarakat miskin non-pendidikan termasuk anak-anak putus sekolah.
Acara sosialisasi program MBG dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI Sahidin, Staff sekretaris DeputiBidang Prokerma Badan Gizi Nasional (BGN) Mochamad Halim, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kampar Zulfan Azmi dan Kepala desa Teratak Rumbio Etak Murlizar.
Anggota Komisi IX DPR RI Sahidin menyampaikan bahwa fokus utama dari program ini adalah memberikan asupan gizi yang cukup dan layak selama masa sekolah.
“Distribusi makanan dilakukan dari Sentra Produksidan Penyediaan Gizi (SPPG) yang berlokasi maksimal enam kilometer dari sekolah penerima manfaat, untukmenjamin makanan tetap segar. Sementara itu, ibuhamil dan menyusui mendapatkan makanan bergizilangsung dari posyandu dan puskesmas setempat,” papar Sahidin.
Program MBG menargetkan pendirian sebanyak30.000 SPPG di seluruh Indonesia sebagai bagian dariupaya besar pemerintah dalam menjangkau wilayah terpencil dan memastikan akses gizi yang merata.
Staff sekretaris Deputi Bidang Prokerma BGN Moch. Halim menyampaikan bahwa rekrutmen pengelola dapur telah dilaksanakan untuk batch 1 dan 2, dan kini tengah berjalan untuk batch 3. “Setiap dapur SPPG wajib melibatkan ahli gizi, akuntan, serta kepala dapur—yang dapat berasal dariyayasan manapun tanpa Batasan,” ucap Halim.
Menyorotihal program MBG, Kepala Desa Teratak, Etak Murlizar menyampaikan sejumlah langkah konkret yang telah dilakukan pemerintah desa dalam menyambut program MBG.
“Desa Taratak sedang merencanakan pembangunan desa sanitasi, meskipun lokasi implementasinya masihtentatif. Percepatan pelaksanaan program MBG menjadi perhatian utama, termasuk dengan perencanaan dapur SPPG di Kecamatan Rumbio dan Desa Gintong Petai. Calon penerima manfaat di Desa Taratak pun sudah mulai diinventarisasi,” terang Etak Murlizar.
Zulfan Azmi, selaku Wakil Ketua DPRD KabupatenKampar, juga menyampaikan dukungannya terhadapprogram MBG dan menyarankan agar para anggotadewan turut serta dalam sosialisasi ke minimal lima titik setiap minggunya, sembari juga menyampaikaninformasi tentang BPJS dan program pemerintahlainnya.
“Distribusi makanan bagi ibu hamil dan menyusuiyang akan dilakukan langsung ke rumah masing-masing tanpa melibatkan guru sebagai penerima. Penentuan lokasi SPPG juga harus memenuhi standartertentu, yaitu tidak berada dekat peternakan atautempat pembuangan sampah, dan akan dipastikanmelalui dukungan dari Kementerian Dalam Negeri serta pemerintah daerah,” jelas Zulfan.
Dalam aspek ketahanan pangan, pemerintah mendorong penggunaan bahan baku lokal darimasyarakat sekitar sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi desa.
Program MBG ini tidak diberikan kepada individu perorangan, tetapi melalui institusi pendidikan atau komunitas berbasis desa. Anak-anak yang putussekolah akan menjadi prioritas penerima manfaat tahap kedua setelah target 50.000 SPPG di wilayah terpencil tercapai.
Sosialisasi ini menegaskan bahwa keberhasilan program MBG sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak dari kepala desa, DPRD, hingga tenaga kesehatan dan masyarakat itu sendiri. Harapannya, program MBG mampu menjadi solusi nyata dalam membentuk generasi Indonesia yang lebih sehat dan tangguh di masa depan.