
Suarapertama.com – Pemprov Riau belum bisa membebaskan lahan untuk pembangunan Flyover simpang Garuda Sakti sepenuhnya menggunakan APBD Riau, ini sebab keuangan masih dalam kondisi defisit, Selasa (1/7).
“Karena kita sedang mengalami defisit anggaran, maka kami mengusulkan agar dana ganti rugi lahan dan pembangunan fisik flyover ini bisa ditopang dari APBN. Harapan kita, pembangunan ini tetap bisa berjalan tanpa terkendala biaya,” ujar Gubri Abdul Wahid.
Meski demikian, Gubernur menegaskan bahwa pihaknya tetap memprioritaskan pembangunan flyover ini sebagai salah satu langkah strategis mengatasi kemacetan di kawasan Panam.
Ia memahami betul keresahan masyarakat yang setiap hari harus menghadapi kemacetan panjang, terutama di pagi dan sore hari.
“Macetnya di sana sudah sangat parah. Kadang bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Maka pembangunan flyover ini sudah sangat mendesak,” tegas Wahid.
Seperti diketahui, Simpang Panam yang menghubungkan Jalan Garuda Sakti dan Jalan HR Soebrantas merupakan jalur utama keluar masuk kendaraan dari dan menuju pusat kota Pekanbaru.
Kepadatan lalu lintas di titik ini kerap terjadi, terutama saat jam berangkat dan pulang kerja, sehingga membuat masyarakat berharap besar agar flyover segera dibangun.
Menanggapi kebutuhan mendesak ini, Pemprov Riau telah mengambil langkah cepat dengan menyampaikan usulan pembangunan flyover ke pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. Harapannya, pembangunan bisa segera dimulai setelah proses pembebasan lahan tuntas.