Skip to content
Suara Pertama

Suara Pertama

Bersuara dengan Berita

Primary Menu
  • Home
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Opini
  • Lainnya

Dari Ruko Kosong Menjadi Ladang Dakwah: Perjuangan Ikhlas Aiptu Jimmi

Riko 27 April 2025
Dari Ruko Kosong Menjadi Ladang Dakwah: Perjuangan Ikhlas Aiptu Jimmi

Suarapertama.com – Di tengah hiruk pikuk Kota Pekanbaru yang penuh dengan aktivitas, seorang pria paruh baya yang sehari-hari mengenakan seragam cokelat dan bertugas menangkap penjahat, justru tetap istiqomah dalam menapaki jalan dakwah di jalan Allah SWT.

Adalah Aiptu Jimmi, sosok polisi yang memilih mengisi hari-harinya tidak hanya dengan menjaga keamanan, tetapi juga dengan membangun ladang dakwah Al-Qur’an di sebuah ruang toko (ruko) tiga lantai di Jalan Koto Baru, Kampung Bandar, Senapelan. Ruko yang sebelumnya kosong dan tidak digunakan itu, kini menjadi saksi bisu perjuangan dakwahnya. Tempat tersebut kini dikenal dengan nama Baitul Ihsan.

Sebelum menjadikan ruko itu sebagai pusat aktivitas dakwahnya, Ps Kasi Humas Polsek Rumbai Pesisir itu terlebih dahulu membangun budaya keislaman dan semangat membaca Al-Qur’an di lingkungan keluarganya sendiri. Dari rumah sederhana itulah, niat suci ini bermula.

Dorongan kuat dalam dirinya berangkat dari keprihatinan melihat banyak anak-anak di kawasan Senapelan yang belum mampu membaca Al-Qur’an. Fenomena ini membuat hati Jimmi tergugah. Ia bertekad agar seluruh anak-anak di sekitarnya tidak hanya bisa membaca, tetapi juga mampu mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Tanpa pendidikan formal di bidang agama, Jimmi memilih belajar secara autodidak. Dengan ketekunan dan niat yang tulus, ia membekali dirinya dengan ilmu yang kemudian ia bagikan kepada masyarakat di sekitarnya.

Awalnya, hanya ada lima murid perintis yang ia ajar. Dengan penuh kesabaran, Jimmi membimbing mereka hingga bisa membaca dan memahami Al-Qur’an. 

Usahanya tidak sia-sia. Sejak tahun 2015, berkat kekonsistenan dan keikhlasannya dalam mengabdi, ruko kosong itu kini dipenuhi ratusan santri pelafal Al-Qur’an yang ia bina sendiri.

Tidak berhenti di situ, Jimmi juga mengamanatkan kepada para muridnya untuk meneruskan perjuangan ini. Ia meminta mereka mengabdi dan mengajarkan kembali ilmu yang telah mereka pelajari kepada adik-adik mereka.

“Awalnya lima murid, kemudian berkembang jadi sembilan, dan kemudian sembilan murid itu membantu saya mengajarkan 150 adik-adiknya. Ketika tamat mereka wajib mengabdi, membantu adik-adiknya,” kata Jimmi.

Dalam membangun ladang pahala ini, Jimmi tidak mengharapkan imbalan duniawi. Ia hanya mengharapkan pengampunan dan keridaan dari Allah SWT. Menurutnya, niat yang benar adalah kunci keberkahan dalam menuntut ilmu, khususnya dalam belajar Al-Qur’an.

“Alhamdulillah mungkin karena hidayah Allah ya mereka bisa hadir dan mau membaca, mempelajari Al-Qur’an. Saya hanya berdoa kepada Allah supaya diberi hidayah lewat Al-Qur’an. Kalau untuk gengsi, tenar, dia takkan bertahan lama,” ungkap Jimmi.

Ia menekankan pentingnya keikhlasan. Bila seseorang belajar Al-Qur’an dengan niat yang salah, seperti demi gengsi atau ketenaran, maka Allah akan mencampakkannya. “Allah kasih malas-malasan. Kalau niatnya baik ya insya Allah konsisten,” ujar dia.

Ketekunan Jimmi mengajarkan Al-Qur’an tidak mengenal batas usia. Bahkan, ada santri yang berusia 80 tahun masih semangat ingin belajar membaca Al-Qur’an.

Baginya, pondok Al-Qur’an ini bukan hanya sekadar ladang dakwah dan pahala. Ia juga ingin menebarkan semangat kebaikan dan keikhlasan kepada sesama. Komitmennya dalam memberikan pendidikan gratis pun menjadi salah satu ciri khas Baitul Ihsan. Siapa saja yang ingin belajar, dapat datang langsung tanpa harus melalui proses pendaftaran atau membayar biaya apa pun.

Untuk menjaga ketertiban dan efektivitas proses pembelajaran, Jimmi membagi waktu belajar berdasarkan kelompok usia. Anak-anak belajar setiap hari pukul 17.00 hingga 20.00 WIB. Sedangkan kelas untuk ibu-ibu dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu. Sementara untuk laki-laki dewasa, pembelajaran dilakukan pada Selasa dan Rabu malam.

Sebagai seorang polisi, Jimmi mengungkapkan bahwa aktivitas dakwah ini adalah bagian dari persiapannya menghadapi kehidupan akhirat. Baginya, ladang dakwah ini adalah bekal yang ia siapkan dengan penuh ketulusan.

Atas perjuangan dan dedikasinya dalam membangun pondok Al-Qur’an tersebut, Aiptu Jimmi mendapat penghargaan istimewa dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berupa kesempatan mengikuti sekolah perwira secara gratis.

Namun, di balik semua itu, Jimmi tetap rendah hati. Ia tetap berpegang pada prinsipnya: semua ini dilakukan semata-mata karena Allah SWT.

Continue Reading

Previous: Bupati Kasmarni Hadiri Penutupan Jambore Karhutla Riau 2025, Tegaskan Komitmen Cegah Kebakaran Hutan
Next: Presiden Izinkan Ekspor Beras, Legislator: Utamakan Kebutuhan Nasional

Berita Terkait

Sukseskan Perhelatan MTQ Riau, Bupati Kasmarni Minta Semua Unsur Terlibat Aktif

Sukseskan Perhelatan MTQ Riau, Bupati Kasmarni Minta Semua Unsur Terlibat Aktif

Riko 17 Juni 2025
Prabowo Putuskan Empat Pulau Polemik jadi Milik Aceh

Prabowo Putuskan Empat Pulau Polemik jadi Milik Aceh

Riko 17 Juni 2025
Job Fair Pekanbaru Resmi Dibuka: Ada 1

Job Fair Pekanbaru Resmi Dibuka: Ada 1.400 Loker Tersedia

Riko 17 Juni 2025

Berita Terbaru

  • Sukseskan Perhelatan MTQ Riau, Bupati Kasmarni Minta Semua Unsur Terlibat Aktif
  • Prabowo Putuskan Empat Pulau Polemik jadi Milik Aceh
  • Job Fair Pekanbaru Resmi Dibuka: Ada 1.400 Loker Tersedia
  • Penyiaran Konvensional dan Platform Digital Harus Diatur dengan Regulasi Berbeda
  • Bupati Afni Minta Peran Aktif Dunia Usaha Bangun Jalan dan Lingkungan Sosial di Siak
Copyright © All rights reserved. | Suarapertama.com