Skip to content
Suara Pertama

Suara Pertama

Bersuara dengan Berita

Primary Menu
  • Home
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Opini
  • Lainnya

Ciptakan Ekosistem Haji yang Adaptif, DPR akan Revisi Dua UU

Riko 9 Juni 2025
Ciptakan Ekosistem Haji yang Adaptif, DPR akan Revisi Dua UU

Suarapertama.com – Pemerintah bersama DPR RI akan melakukan langkah strategis dengan merevisi dua undang-undang penting terkait haji, yakni UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, dan UU Pengelolaan Keuangan Haji.

Revisi tersebut dinilai menjadi kebutuhan mendesak untuk menciptakan ekosistem haji Indonesia yang adaptif terhadap kebijakan terbaru dari Pemerintah Arab Saudi.
 
“Dua undang-undang ini akan diubah secara sinergis. Kami perlu mendalami lebih jauh agar revisi yang dilakukan bisa menyesuaikan dengan kebijakan terbaru dari Arab Saudi, termasuk soal visa non-haji yang kini dilarang masuk ke kota suci,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan Abidin Fikri, saat melakukan pengawasan di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (7/6/2025).
 
 
Ia menyebut kebijakan Arab Saudi dalam pembatasan jamaah non-haji yang datang ke Tanah Suci tahun ini patut menjadi perhatian. Banyak kasus deportasi hingga penahanan jamaah karena penggunaan visa tidak sesuai. Menurutnya, hal ini menjadi sinyal penting bahwa penyelenggaraan haji Indonesia harus lebih adaptif dan terstruktur dari sisi regulasi.
 
“Ke depan, kita perlu memastikan bahwa regulasi dan kemampuan kita mampu menjawab perubahan yang dilakukan Arab Saudi. Karenanya, UU Penyelenggaraan Haji dan UU Pengelolaan Keuangan Haji akan kami revisi dengan mempertimbangkan dinamika ini,” jelasnya.
 
Abidin juga menekankan pentingnya reformasi dalam pengelolaan keuangan haji. Ia mendorong agar Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bisa menghadirkan terobosan dalam bentuk investasi yang secara langsung menguntungkan ekosistem haji.
 
“Ekosistem haji itu mencakup layanan perhotelan, transportasi, hingga konsumsi. Itu semua harus jadi sasaran investasi yang dikelola secara profesional dan syar’i. Jangan sampai dana setoran jemaah tidak memberi manfaat optimal,” tegasnya.
 
Ia menambahkan bahwa pengelolaan keuangan haji harus sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip syariat Islam. Dana yang disetor jemaah harus dihindarkan dari praktik riba dan investasi yang tidak halal.
 
“Ini bukan hanya soal efisiensi dan manfaat, tapi juga soal amanah dan keberkahan dalam penyelenggaraan ibadah haji,” pungkasnya. (*)

Berita Lainnya

Berita Terkait

Continue Reading

Previous: Mulyanto: Pemerintah Jangan Ragu Tindak Usaha Tambang yang Cemari Raja Ampat
Next: Satpol PP Sebut tak Bisa Tutup Live House

Berita Terkait

Sari Jadi Gemetar Alam Juara Pertama di Tepian Nyiur Melambai, Berikut Peringkat Juara Rayon 1

Sari Jadi Gemetar Alam Juara Pertama di Tepian Nyiur Melambai, Berikut Peringkat Juara Rayon 1

Riko 16 Juni 2025
Tiga Peserta Lolos Seleksi Terbuka Jabatan Sekdaprov Riau, Ini Namanya

Tiga Peserta Lolos Seleksi Terbuka Jabatan Sekdaprov Riau, Ini Namanya

Riko 16 Juni 2025
Warga Usir Dua Ekor Gajah hingga ke Batas Pinggir Desa Sotol

Warga Usir Dua Ekor Gajah hingga ke Batas Pinggir Desa Sotol

Riko 16 Juni 2025

Berita Terbaru

  • Sari Jadi Gemetar Alam Juara Pertama di Tepian Nyiur Melambai, Berikut Peringkat Juara Rayon 1
  • Buruh Lokal Tuntut Keadilan, KSOP Dumai Dinilai Abaikan Suara Masyarakat Ring Setengah Pelabuhan
  • Tiga Peserta Lolos Seleksi Terbuka Jabatan Sekdaprov Riau, Ini Namanya
  • Warga Usir Dua Ekor Gajah hingga ke Batas Pinggir Desa Sotol
  • Sertijab Dua Pejabat di Polresta Pekanbaru: AKP Ade Santoso Jabat Kasat Samapta
Copyright © All rights reserved. | Suarapertama.com