
Suarapertama.com – Lantunan takbir Idul Adha masih menggema di Kampung Tasik Betung, Kecamatan Sungai Mandau. Namun, bagi Bupati Siak yang baru saja dilantik, Afni, hari ketiganya menjabat diwarnai dengan sidak ke lokasi jalur ilegal logging di pelosok Sungai Mandau, Jumat (6/6).
Untuk sampai Kelokasi itu, Afni menyusuri jalan setapak yang sulit dijangkau, ditemani suami tercinta, Kepala Kampung Tasik Betung, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa setempat.
Sejak awal, ia ingin memastikan situasi di lapangan, terutama maraknya aktivitas pembalakan liar di Suaka Margasatwa (SM) Giam Siak Kecil.
“Kalau Suaka Margasatwa ini terus dirambah, habislah rumah Harimau Sumatera dan lingkungan kita rusak. Bencana akan mengancam kita,” ujar Afni.
Menurut Afni yang merupakan seorang aktivis lingkungan hidup itu, aktivitas ilegal logging di kawasan konservasi ini umumnya melibatkan pemodal besar yang memanfaatkan warga miskin sebagai pekerja di sekitar wilayah SM.
“Di lapangan, negara sering dihadapkan dengan rakyat kecil yang lapar. Ini yang harus kita carikan jalan keluarnya,” ungkap Bupati Siak Afni.
Afni mengklaim dirinya telah melaporkan temuan ini kepada Gubernur Riau, mengingat kewenangan kehutanan berada di Provinsi, serta kepada Kapolda Riau untuk tindakan penegakan hukum.
“Karena urusan penegakan hukum bukan kewenangan kami di kabupaten, dan kami tentu tidak bisa sendiri,” jelasnya.
Saat berbincang dengan Kepala Kampung Tasik Betung, Afni bertanya berapa titik lokasi pembalakan liar yang ada di kampung itu.
Kepala Kampung menjawab dengan nada datar, “Satu lokasi saja, Bu” kendati demikian, Afni memahami tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat.
“Seorang pemimpin itu tidak hanya bisa melarang warga saja, tapi juga harus mencarikan solusi agar mereka tetap bisa bekerja demi kelangsungan hidup,” katanya.
Afni menegaskan, pihaknya akan menutup aktivitas ilegal logging namun juga berkomitmen untuk menghadirkan alternatif ekonomi bagi warga tempatan.
“Kita tutup yang ilegal ini, tapi harus kita berikan solusi agar warga tetap bisa bekerja untuk kelangsungan hidup mereka,” ujarnya, sembari menatap serius ke arah kepala kampung.
Afni berharap ada kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Kabupaten, Provinsi, penegak hukum, dan masyarakat agar SM Giam Siak Kecil tetap lestari.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri, kita butuh kolaborasi yang kuat,” pungkasnya menyudahi.