
Suarapertama.com – Tradisi makan beghanyut mewarnai prosesi pelantikan Afni-Syamsurizal sebagai Bupati dan Wakil Bupati Siak 2025-2030. Agenda ini berlangsung usai pelantikan.
Makan beghanyut ini adalah jamuan makan di atas perahu atau pompong namun sambil hanyut di aliran Sungai Siak.
Tradisi ini bukan hanya menghadirkan sajian kuliner khas Melayu Siak, tetapi juga menawarkan pengalaman unik menyusuri Sungai Siak dengan sampan motor.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, yang turut hadir dalam acara tersebut mengaku sangat terkesan.
“Menurut saya, wisata makan beghanyut ini unik. Biasanya kita makan di daratan, namun di Kabupaten Siak kita makan sambil duduk di atas sampan, mengikuti arus sungai yang memanjakan mata dengan pemandangan peninggalan sejarah Siak,” ujarnya.
Acara makan beghanyut ini menjadi perhatian banyak pihak, karena menyatukan suasana akrab antara pemimpin daerah, tamu undangan, dan masyarakat.
Bupati Siak, Afni Z, menjelaskan bahwa konsep ini memang sengaja dihadirkan untuk mempererat hubungan sekaligus mengenalkan kearifan lokal.
“Tradisi ini bukan hanya tentang makan, tetapi juga tentang kebersamaan dan melestarikan warisan budaya Melayu Siak,” katanya.
Tradisi makan beghanyut sendiri telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Siak.
Dahulu, para nelayan yang menangkap ikan di Sungai Siak kerap menikmati bekal sederhana di atas perahu sambil hanyut mengikuti arus sungai. Dari sanalah konsep makan beghanyut ini lahir dan diwariskan hingga kini.
Menu yang dihidangkanpun otentik dengan cita rasa Melayu Siak. Para tamu dapat menikmati asam pedas patin, pepes ikan, daun ubi tumbuk, gulai tanak, sambal belacan, lalapan segar, dan aneka buah-buahan.
Semua itu, disajikan dalam suasana yang nyaman di atas sampan, menambah kesan hangat dan penuh cerita.
Menurut Abdul Wahid, tradisi makan beghanyut ini memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik wisata baru di Riau, khususnya di Kabupaten Siak.
“Kami tentunya mendukung berbagai inovasi wisata yang dikembangkan di Kabupaten Siak. Sejak dahulu, Siak sudah dikenal sebagai daerah dengan sejarah besar bagi Riau. Dengan banyak inovasi seperti ini, wisatawan dari berbagai daerah maupun luar daerah pasti tertarik datang ke Riau, khususnya Siak,” ujarnya.
Selain menikmati kuliner, wisata makan beghanyut ini juga membawa tamu menyusuri beberapa objek peninggalan sejarah, seperti Istana Siak dan Tangsi Belanda.
Pemandangan sepanjang sungai yang kaya cerita sejarah menjadi nilai tambah bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat Kabupaten Siak.
Bupati Afni Z berharap tradisi makan beghanyut ini dapat menjadi momen untuk mengembangkan wisata susur sungai dan sektor pariwisata lainnya di Siak.
“Sungai Siak ini dulunya tempat kami anak-anak bermain, selain menjadi sumber kehidupan masyarakat. Kami berharap Pemerintah Provinsi Riau terus memberi perhatian agar wisata susur sungai ini semakin dikenal,” pungkasnya.