Suarapertama.com – Sebanyak 169 orang dijadikan tersangka oleh Polda Riau bersama Polres jajaran dalam Operasi Premanisme selama kurun waktu 1-14 Mei 2025.
Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusuma menjelaskan bahwa seratusan tersangka ini merupakan bentuk komitmen Polda Riau dalam memberantas keberadaan premanisme.
“Polda Riau berkomitmen untuk menjaga keamanan, kenyamanan, ketertiban masyarakat Riau,” kata Brigjen Jossy saat ekspos ungkap kasus, Kamis (15/5).
Satu masyarakat saja yang merasa tidak nyaman, jelas Brigjen Jossy, itu pertanda adanya kesalahan yang dilakukan oleh kepolisian dan itu merupakan tanggung jawabnya.
“Kami komit, tidak ada aksi premanisme di Riau, jangan coba, akan kami sikat,” tegas Brigjen Jossy.
Di waktu yang sama, Karo Ops Polda Riau Kombes Pol Ino Hariyanto menambahkan bahwa pemberantasan terhadap keberadaan premanisme tidak hanya berhenti di sini saja melainkan akan terus melakukan operasi.
“Ops Pekat tidak hanya berhenti ini saja, tetapi Polda Riau sudah membentuk tim untuk terus melakukan penegakan hukum kepada pelaku yang tentunya meresahkan masyarakat, ini akan kita tertibkan terus,” singkat Kombes Ino.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan menjelaskan bahwa para tersangka ini merupakan pelaku tindak pidana Pencurian dengan Pemberatan (Curat), Pemberatan dengan Kekerasan (Curas), Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) yang berujung pada aksi premanisme.
“Ada anak geng motor, tindak pidana kekerasan dengan berbagai alat yang digunakan, ada 13 anak yang dijadikan tersangka, rata-rata masih sekolah SMA dan SMK di Pekanbaru,” urai Kombes Asep.
Selain itu, para tersangka yang ditangkap ini ada yang tergabung dalam kasus imbangan atau kasus yang bukan aksi premanisme akan tetapi hasil pengembangan kasus premanisme.
“Ada kasus imbangan, namun tepap dilakukan penangkapan seperti penggelapan, narkotika, karena usia remaja yang kita tindak ada korbannya yang dibacok itu sedang pesta narkoba,” tukas Kombes Asep.
